1/19/2016

Terima kasih bapak polisi yang “baik”



Dua hari satu malam tanpa laptop di ciputat membuat jemariku berasa gatal ingin meluapkan apa yang ku rasakan di dalam blog-ku ini.
Pada kesempatan kali ini aku akan berbagi cerita tentang razia polisi..
Bagi para pengendara, pastinya sudah tidak asing dan kaget klo tiba-tiba di jalan mendapati banyak polisi di pinggir jalan memberhentikan beberapa pengendara. Mereka sedang melakukan razia terhadap pengendara yang tidak mematuhi peraturan dan juga bagi yang tidak memiliki surat kendaraan yang lengkap yakni STNK dan  SIM (bukan Surat Izin Menikah ya guys :D) dan bagai pengendara yang diberhentikan oleh polisi dan tidak memiliki surat lengkap, bisa di katakan sedang apes haha termasuk aku kali ini :(
Ini adalah ketiga kalinya aku kena apes diberhentikan oleh polisi di jalan, padahal aku tidak melakukan kesalahan huftt..
Mari simak ketiga kisah saat aku di berhentikan polisi hehe
Pertama kali aku di tilang, yakni di pasar rebo. Saat itu aku baru pulang untuk menuju bekasi, Planet ku tercinta. Sebelum perempatan  aku memang ragu antara memilih jalan melewati pasar rebo (lurus) , atau ke arah taman mini (belok kiri), kedua jalan tersebut yang memang ku tahu bisa ku lewati untuk menuju rumah. Entah karena bisikan apa akhirnya aku mengambil jalan lurus, dan ternyata sedang ada razia di sana :( Melihat banyak polisi, spontan aku panik karena baru kali ini dalam perjalananku antara bekasi-ciputat ataupun sebaliknya mengendarai sepeda motor mengahadapi razia polisi langsung. Insting curangku berfungsi sangat cepat saat itu, kalian pasti tahukan di pasar rebo itu banyak tukang buah ? dan aku meminggirkan motorku di depan salah satu penjual buah disana, berharap bisa berlindung pada tukang buah dengan alasan membeli buah padanya. Namun apes nya ada seorang polisi berkendara motor dari arah belakang menyapaku “selamat sore mbak, boleh liat surat-suratnya?” deegggg jantungku berdebar kencang dan hatiku bergumam “matil gue!!” tentu saja aku jujur bahwa aku tidak memiliki SIM, aku memperlihatkan STNK ku, dan polisi itu menahannya dan mengajakku untuk menghampiri gerembolan polisi didepan yang sedang melakukan razia. Namun karena aku masih polos, aku minta izin untuk membeli buah dulu (supaya membuktikan bahwa aku memberhentikan motor benar untuk membeli buah, hanya aku dan Allah yang tahu bahwa semua itu hanyalah alasan, tapi sepertinya polisi itu memang lebih pintar dari pada aku) jadilah aku membeli buah salak yang saat itu langsung menarik perhatianku. Sungguh hatiku menggerutu saat itu “kenapa polisi itu ada dibelakang gue sih?” dan saat aku membeli buah, pedagangnya malah berkata “kena tilang ya neng?” aku kesal namun tetap memilih untuk sok tegar, sambil tersenyum yang agak dipaksakan aku menjawab “iya pak” padahal dalam hatiku berkata “udah liat sendiri masih nanya lagi si bapak” -­­_- tanpa membuang waktu aku kembali ke pak polisi yang menahan STNK ku, dan aku di giring ke rombolan polisi yang sedang melakukan razia, dan menyerakan STNK ku pada salah seorang polisi disana, dan polisi yang menghampiriku didepan tukang buah pergi begitu aja.
Singkat cerita, aku diajak menjauh dari kerumunan menuju sebuah warung disana, dan polisi itu mengeluarkan buku tilangnya. Bodohnya aku saat itu malah berkata ingin membayar uang tilangnya melalui atm karena sebelumnya aku mendapat tips seperti itu dari seorang teman yang menshare kiat-kiat saat kita di tilang yakni meminta surat berwarna biru agar uang tilang tersebut masuk ke rekening Negara, bukan ke kantong para polisi. Saat itu ku lihat wajah marah pada mukanya, seingatku dia mengatakan bahwa apabila ingin bayar melalui atm bisa mencapai 200rb, tentulah aku tidak mau mengeluarkan uang sebanyak itu, maka pasrahlah aku membiarkan dia menulis namaku diatas surat tilang tersebut masih dengan wajah kesalnya. Sedangkan aku masih sok tegar melihat dengan pasrah dia menuliskan jadwal sidangku diatas kertas tersebut. Jadilah aku fix kena tilang polisi :( setelah diberikan surat tilang, aku mengambil motorku dan mengendarainya kembali, dan saat itulah kekesalan ku memuncak.. aku kesal karena aku  terlalu bodoh membuat polisi itu kesal, aku kesal karean aku sok tegar dan sok berani kepada polisi itu, di tambah lagi aku kesal dan takut memikirkan bagaimana reaksi orang tuaku saat mengetahui STNK ku di tilang.. dan benarlah mereka marah karena aku mau saja di tilang, dan berkata bahwa aku seharusnya menyogoknya dengan beberapa lembar rupiah agar aku tidak perlu mengurusnya di persidangan. Pokoknya saat itu aku merasa bodoh bgt deh, ya bagaimana tidak itu adalah pengalaman pertama ku kena tilang polisi. Namun untung punya untung, bahwa aku kena tilang di daerah Jakarta timur, karena sodara ibu ku ada yang bekerja di kejaksaan jak-tim sehingga aku tidak perlu menghadiri persidangan dan bisa mengambil STNK ku kembali secara gratis dengan pertolongan sodara ibu itu hehe \^.^/
Pengalaman kena tilang ku yang kedua yakni di daerah fatmawati, saat itu memang sudah tersebar info bahwa sedang ada banyak razia, entah mereka menyebutnya apa, aku lupa klo gak salah ada kata “zebra” nya gitu hehe
Saat aku melihat banyak polisi, aku sudah berdoa di dalam hati berharap aku tidak menjadi orang yang apes karena diberhentikan mereka, namun takdir berkata aku harus menghadapi salah seorang polisi, karena ia menunjukku dan memerintahkan untuk minggir dan berhenti… huuufftt dag dig dug derrrr!! Jantungku berdetak dengan kencang, dengan wajar polisi tersebut mengangkat tangan ke keningnya untuk hormat dan mengucapkan selamat pagi. Aku hanya membalas dengan senyum. Kemudian ia memintaku mengeluarka SIM dan STNK, langsung saja aku to the point bahwa aku belum memiliki STNK, eh lucunya polisi tersebut malah berkata “mau di tilang apa di bantu?” haha hatiku sontak tertawa dan berkata “dibantu aja deh pak” :D sambil cengar-cengir sendiri. Haha
transaksi nya berlalu begitu cepat setelah aku menyelipkan lembaran rupiah dibawah buku tilang yang dia bawa.. dan saat aku kembali melaju dengan sepeda motorku, sambil tertawa bahagia karna STNK ku tidak di tilang untuk yang kedua kalinya, dan juga mengingat kembali tawaran polisi tersebut, dan rasanya ingin sekali aku menjawab “maunya di nikahin aja dong pak polisi” wkwkw karena pada saat itu hatiku sedang galau memikirkan pasangan hidup hehe
pengalaman ku ketiga kena apes karena di tilang polisi terjadi tadi sore di pasar jum’at, padahal kemaren saat aku berangkat ke ciputat, aku berhasil melewati 2 gerombolan polisi yang sedang menilang pengendara lain, entahlah mungkin memang apes nya ditakdirkan terjadi hari ini dan mungkin karena aku juga terlalu sombong karena berfikir kemarin saja aku berhasil lolos dari mereka.. ehhh malah kena berenti beneran :( hampir sama seperti penilangan yang kedua,aku berhasil minta damai (kali ini bukan polisinya yang nawarin haha :D) dan polisi tersebut mengamini, tenanglah hatiku yeyeye \^.^/
itulah kisahku mengalami tragedi di tilang polisi saat ada razia. Memang benar dalam hal ini aku yang salah karena aku tidak memiliki SIM, hal itu disebabkan karena orang tua ku belum memberikan uang untuk membuat SIM hehe. Mengingat proses nya yang ribet karena harus melalui test yang tak cukup sekali dijalani, dan jika tidak mau melalui test tersebut harus rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan SIM langsung tanpa test apapun (kita biasa menyebutnya “nembak”)
Mengapa aku menyebut dengan polisi “baik” ?? adalah karena aku berpositif thinking bahwa polisi tersebut tidak mau merepotkan kita untuk mengurusnya di pengadilan nanti, selain karena mengorbankan waktu, uang yang di keluarkan juga akan lebih besar daripada yang kita berikan kepada mereka di TKP, dalam hal ini bukannya aku menghalalkan proses suap menyuap yang terjadi,  namun anggap saja itu adalah salah satu cara mereka membantu kita. Ya kan ??
semua itu tentu saja terlepas dari uang tersebut nantinya akan digunakan oleh polisi-polisi itu untuk mereka sendiri ataupun diberikan kepada atasan mereka, aku kurang paham klo soal itu. Lagi-lagi aku hanya berkhusnudzon bahwa mereka hanya sedang membantu kita dan tidak mau merepotkan kita.
Aku katakan disini bahwa semua yang ada di atas adalah hal yang tidak baik ya… bagi kalian yang memang sering menggunakan sepeda motor kemana-mana secepatnyalah membuat SIM, karena begitulah aturan yang berlaku. Dan setelah kejadian ini aku pun bertekad akan membuat SIM bagaimanapun caranya supaya di jalan bisa merasa tenang dan nyaman sekalipun ada razia dan tidak merasa deg-deg an dan was-was hehe
Tulisan kali ini cukup panjang ya ?? maaf ya bagi yang kelelahan membacanya, dan terimakasih bagi kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk membacanya sampai selesai.. ambilah hal baik, dan jangan tiru hal yang buruk dalam ceritaku ini. Sekian :)

No comments:

Post a Comment