1/22/2016

Jangan Tunda Untuk Berbuat Baik

   Sore itu ku kendarai sepeda motorku dengan kecepatan standar. Perjalanan dari Ciputat menuju Bekasi memerlukan tenaga yang tidak sedikit bagi seorang wanita seperti aku, meski aku yakin bahwa aku adalah wanita tangguh yang tak mudah rasakan lelah, namun tetap saja tidak sama halnya dengan mengendarai motor dari kosan ke kampus hehe
   Abaikan pujianku terhadap diriku sendiri yang mengatakan bahwa aku adalah wanita tangguh, karena sungguh bukan itu yang ingin kau bahas disini.
   pada postingan sebelumnya telah ku ceritakan tentang bagaimana pengalamanku ditilang bapak polisi yang "baik", dan kisah kali ini-pun terjadi di hari yang sama pada kejadian itu dan semua nya terjadi setelah aku kena tilang.
   saat itu aku sedang melewati mall pondok gede, sudah bukan hal yang diherankan bahwa hampir setiap sore disana pasti ada kemacetan. dan saat itu aku melihat seorang tuna netra sedang berdiri, tidak di tengah jalan memang, namun ia berdiri tepat di depan sebuah mobil. keadaan seperti itu terjadi saat semua kendaraan merayap untuk maju ke depan dan tentunya karena bapak tuna netra itu berdiri tepat di depan sebuah mobil maka akan menghambat laju kendaraan lain yang berada di belakang mobil tersebut. aku mengendurkan jemariku pada gas motor, berniat ingin berhenti dan membantu bapak itu untuk menyebrang jalan agar kendaraan yang terhenti bisa melaju kembali sebagaimana mestinya. namun, karena aku tidak mendapati ruang kosong di pinggir jalan untuk menaruh sepeda motor yang aku kendarai, maka aku hanya bisa terus melaju dan semakin jauh dari bapak tuna netra itu, sambil terus berharap bahwa segera ada yang membantu bapak itu menyebrang jalan sehingga tidak mengganggu laju kendaraan disana. kasihan sekali bapak itu batinku bergumam. biasanya saat ada seorang yang tuna netra seperti itu di pinggir jalan, pasti ada yang menemani dan menuntunnya untuk berjalan, sedangkan yang ku lihat saat itu, bapak tersebut seorang diri, tanpa ada yang membantu.
   sepanjang jalan setelah itu aku terus memikirkannya, dan setelah aku cukup jauh dari pasar pondok gede itu, hujan lebat langsung turun tanpa di mulai gerimis terlebih dahulu. aku memberhentikan motorku untuk mengenakan jas hujan yang memang aku bawa, setelah itu aku berfikir bahwa apakah hujan ini menjadi sebab aku tidak membantu bapak tuna netra itu ? apakah seandainya aku membantu bapak tua itu maka aku tidak akan terjebak hujan lebat seperti itu ? bisa saja bukan bisa seperti itu ?
saat aku berfikir seperti itu aku teringat hukum sebab-akibat yang aku pelajari dari novel tere liye yang berjudul "Rembulan Tenggelam di Wajahmu" sungguh novel itu memberikan banyak pelajaran berharga tentang kehidupan ini. aneh memang rasanya berfikir mengapa aku bisa berfikir seperti itu, karena semua itu tentunya sudah menjadi takdir yang di tetapkan dan harus aku alami, namun rasanya kadang aku berfikir lain. ahh entahlah....
singkat cerita akhirnya aku menghabiskan perjalanan ku kerumah ditemani hujan deras, dan tiba dirumah dengan kondisi basah kuyup.
    pelajaran yang aku ingin bagi disini adalah jangan pernah menunda untuk berbuat baik, lakukan apapun yang bisa di lakukan agar niat baik yang kalian  miliki tidak hanya menjadi sebtas niat saja, karena sungguh ada penyesalan dalam diriku saat aku tidak memenuhi niatku untuk membantu bapak tuna netra itu, bukan karena aku menjadi kehujanan dan basah kuyup sampai rumah, namun karena aku tidak dapat mewujudkan niatku untuk mambantu.

   percayalah aku mengetik tulisan ini sambil berfikir bahwa kata-kata yang ku gunakan sangat bertele-tele dan membosankan untuk dibaca, maka dari itu ku ucapkan terimakasih bagi kalian yang membacanya sampai selesai karena aku tetap ingin berbagi kisah ini walaupun aku tak mampu  menyusun cerita ini dengan baik dalam bentuk tulisan yang menarik. :D

1/19/2016

Terima kasih bapak polisi yang “baik”



Dua hari satu malam tanpa laptop di ciputat membuat jemariku berasa gatal ingin meluapkan apa yang ku rasakan di dalam blog-ku ini.
Pada kesempatan kali ini aku akan berbagi cerita tentang razia polisi..
Bagi para pengendara, pastinya sudah tidak asing dan kaget klo tiba-tiba di jalan mendapati banyak polisi di pinggir jalan memberhentikan beberapa pengendara. Mereka sedang melakukan razia terhadap pengendara yang tidak mematuhi peraturan dan juga bagi yang tidak memiliki surat kendaraan yang lengkap yakni STNK dan  SIM (bukan Surat Izin Menikah ya guys :D) dan bagai pengendara yang diberhentikan oleh polisi dan tidak memiliki surat lengkap, bisa di katakan sedang apes haha termasuk aku kali ini :(
Ini adalah ketiga kalinya aku kena apes diberhentikan oleh polisi di jalan, padahal aku tidak melakukan kesalahan huftt..
Mari simak ketiga kisah saat aku di berhentikan polisi hehe
Pertama kali aku di tilang, yakni di pasar rebo. Saat itu aku baru pulang untuk menuju bekasi, Planet ku tercinta. Sebelum perempatan  aku memang ragu antara memilih jalan melewati pasar rebo (lurus) , atau ke arah taman mini (belok kiri), kedua jalan tersebut yang memang ku tahu bisa ku lewati untuk menuju rumah. Entah karena bisikan apa akhirnya aku mengambil jalan lurus, dan ternyata sedang ada razia di sana :( Melihat banyak polisi, spontan aku panik karena baru kali ini dalam perjalananku antara bekasi-ciputat ataupun sebaliknya mengendarai sepeda motor mengahadapi razia polisi langsung. Insting curangku berfungsi sangat cepat saat itu, kalian pasti tahukan di pasar rebo itu banyak tukang buah ? dan aku meminggirkan motorku di depan salah satu penjual buah disana, berharap bisa berlindung pada tukang buah dengan alasan membeli buah padanya. Namun apes nya ada seorang polisi berkendara motor dari arah belakang menyapaku “selamat sore mbak, boleh liat surat-suratnya?” deegggg jantungku berdebar kencang dan hatiku bergumam “matil gue!!” tentu saja aku jujur bahwa aku tidak memiliki SIM, aku memperlihatkan STNK ku, dan polisi itu menahannya dan mengajakku untuk menghampiri gerembolan polisi didepan yang sedang melakukan razia. Namun karena aku masih polos, aku minta izin untuk membeli buah dulu (supaya membuktikan bahwa aku memberhentikan motor benar untuk membeli buah, hanya aku dan Allah yang tahu bahwa semua itu hanyalah alasan, tapi sepertinya polisi itu memang lebih pintar dari pada aku) jadilah aku membeli buah salak yang saat itu langsung menarik perhatianku. Sungguh hatiku menggerutu saat itu “kenapa polisi itu ada dibelakang gue sih?” dan saat aku membeli buah, pedagangnya malah berkata “kena tilang ya neng?” aku kesal namun tetap memilih untuk sok tegar, sambil tersenyum yang agak dipaksakan aku menjawab “iya pak” padahal dalam hatiku berkata “udah liat sendiri masih nanya lagi si bapak” -­­_- tanpa membuang waktu aku kembali ke pak polisi yang menahan STNK ku, dan aku di giring ke rombolan polisi yang sedang melakukan razia, dan menyerakan STNK ku pada salah seorang polisi disana, dan polisi yang menghampiriku didepan tukang buah pergi begitu aja.
Singkat cerita, aku diajak menjauh dari kerumunan menuju sebuah warung disana, dan polisi itu mengeluarkan buku tilangnya. Bodohnya aku saat itu malah berkata ingin membayar uang tilangnya melalui atm karena sebelumnya aku mendapat tips seperti itu dari seorang teman yang menshare kiat-kiat saat kita di tilang yakni meminta surat berwarna biru agar uang tilang tersebut masuk ke rekening Negara, bukan ke kantong para polisi. Saat itu ku lihat wajah marah pada mukanya, seingatku dia mengatakan bahwa apabila ingin bayar melalui atm bisa mencapai 200rb, tentulah aku tidak mau mengeluarkan uang sebanyak itu, maka pasrahlah aku membiarkan dia menulis namaku diatas surat tilang tersebut masih dengan wajah kesalnya. Sedangkan aku masih sok tegar melihat dengan pasrah dia menuliskan jadwal sidangku diatas kertas tersebut. Jadilah aku fix kena tilang polisi :( setelah diberikan surat tilang, aku mengambil motorku dan mengendarainya kembali, dan saat itulah kekesalan ku memuncak.. aku kesal karena aku  terlalu bodoh membuat polisi itu kesal, aku kesal karean aku sok tegar dan sok berani kepada polisi itu, di tambah lagi aku kesal dan takut memikirkan bagaimana reaksi orang tuaku saat mengetahui STNK ku di tilang.. dan benarlah mereka marah karena aku mau saja di tilang, dan berkata bahwa aku seharusnya menyogoknya dengan beberapa lembar rupiah agar aku tidak perlu mengurusnya di persidangan. Pokoknya saat itu aku merasa bodoh bgt deh, ya bagaimana tidak itu adalah pengalaman pertama ku kena tilang polisi. Namun untung punya untung, bahwa aku kena tilang di daerah Jakarta timur, karena sodara ibu ku ada yang bekerja di kejaksaan jak-tim sehingga aku tidak perlu menghadiri persidangan dan bisa mengambil STNK ku kembali secara gratis dengan pertolongan sodara ibu itu hehe \^.^/
Pengalaman kena tilang ku yang kedua yakni di daerah fatmawati, saat itu memang sudah tersebar info bahwa sedang ada banyak razia, entah mereka menyebutnya apa, aku lupa klo gak salah ada kata “zebra” nya gitu hehe
Saat aku melihat banyak polisi, aku sudah berdoa di dalam hati berharap aku tidak menjadi orang yang apes karena diberhentikan mereka, namun takdir berkata aku harus menghadapi salah seorang polisi, karena ia menunjukku dan memerintahkan untuk minggir dan berhenti… huuufftt dag dig dug derrrr!! Jantungku berdetak dengan kencang, dengan wajar polisi tersebut mengangkat tangan ke keningnya untuk hormat dan mengucapkan selamat pagi. Aku hanya membalas dengan senyum. Kemudian ia memintaku mengeluarka SIM dan STNK, langsung saja aku to the point bahwa aku belum memiliki STNK, eh lucunya polisi tersebut malah berkata “mau di tilang apa di bantu?” haha hatiku sontak tertawa dan berkata “dibantu aja deh pak” :D sambil cengar-cengir sendiri. Haha
transaksi nya berlalu begitu cepat setelah aku menyelipkan lembaran rupiah dibawah buku tilang yang dia bawa.. dan saat aku kembali melaju dengan sepeda motorku, sambil tertawa bahagia karna STNK ku tidak di tilang untuk yang kedua kalinya, dan juga mengingat kembali tawaran polisi tersebut, dan rasanya ingin sekali aku menjawab “maunya di nikahin aja dong pak polisi” wkwkw karena pada saat itu hatiku sedang galau memikirkan pasangan hidup hehe
pengalaman ku ketiga kena apes karena di tilang polisi terjadi tadi sore di pasar jum’at, padahal kemaren saat aku berangkat ke ciputat, aku berhasil melewati 2 gerombolan polisi yang sedang menilang pengendara lain, entahlah mungkin memang apes nya ditakdirkan terjadi hari ini dan mungkin karena aku juga terlalu sombong karena berfikir kemarin saja aku berhasil lolos dari mereka.. ehhh malah kena berenti beneran :( hampir sama seperti penilangan yang kedua,aku berhasil minta damai (kali ini bukan polisinya yang nawarin haha :D) dan polisi tersebut mengamini, tenanglah hatiku yeyeye \^.^/
itulah kisahku mengalami tragedi di tilang polisi saat ada razia. Memang benar dalam hal ini aku yang salah karena aku tidak memiliki SIM, hal itu disebabkan karena orang tua ku belum memberikan uang untuk membuat SIM hehe. Mengingat proses nya yang ribet karena harus melalui test yang tak cukup sekali dijalani, dan jika tidak mau melalui test tersebut harus rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan SIM langsung tanpa test apapun (kita biasa menyebutnya “nembak”)
Mengapa aku menyebut dengan polisi “baik” ?? adalah karena aku berpositif thinking bahwa polisi tersebut tidak mau merepotkan kita untuk mengurusnya di pengadilan nanti, selain karena mengorbankan waktu, uang yang di keluarkan juga akan lebih besar daripada yang kita berikan kepada mereka di TKP, dalam hal ini bukannya aku menghalalkan proses suap menyuap yang terjadi,  namun anggap saja itu adalah salah satu cara mereka membantu kita. Ya kan ??
semua itu tentu saja terlepas dari uang tersebut nantinya akan digunakan oleh polisi-polisi itu untuk mereka sendiri ataupun diberikan kepada atasan mereka, aku kurang paham klo soal itu. Lagi-lagi aku hanya berkhusnudzon bahwa mereka hanya sedang membantu kita dan tidak mau merepotkan kita.
Aku katakan disini bahwa semua yang ada di atas adalah hal yang tidak baik ya… bagi kalian yang memang sering menggunakan sepeda motor kemana-mana secepatnyalah membuat SIM, karena begitulah aturan yang berlaku. Dan setelah kejadian ini aku pun bertekad akan membuat SIM bagaimanapun caranya supaya di jalan bisa merasa tenang dan nyaman sekalipun ada razia dan tidak merasa deg-deg an dan was-was hehe
Tulisan kali ini cukup panjang ya ?? maaf ya bagi yang kelelahan membacanya, dan terimakasih bagi kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk membacanya sampai selesai.. ambilah hal baik, dan jangan tiru hal yang buruk dalam ceritaku ini. Sekian :)

1/18/2016

I am DONE :|

Entah kata apa yang harus ku tuliskan
Entah bagaimana seharusnya aku bersikap
Aku hanya tahu satu hal saat ini, bahwa aku takut dan aku terluka
(lagi)  :'(
Bodoh!!  Aku pantas menerima kata itu saat ini,  karena aku lagi lagi jatuh pada lubang yang sama.  Lubang yang ku tahu betul dimana letaknya, lubang yang ku tahu persis berapa kedalaman nya.
Lubang yang telah aku gali sendiri, lubang yang mampu meluluhlantakan diri ini.
Bodoh!!! Aku menutupi lubang tersebut dengan lembaran daun lebar, berharap aku bisa melupakan lubang itu, dan bisa berpijak Dengan nyaman diatasnya. Bodoh!!! karna aku berfikir bahwa aku akan berhasil berpijak, namun pada kenyataannya aku tetap terjatuh pada lubang itu, aku tetap tersungkur dan terluka.
Bodoh!!! Karena meskipun telah banyak yang menasihati agar aku menjauh namun tetap saja aku bertahan disana

Dan saat ini, sudah cukup kebodohan yang ku lakukan.
Saatnya aku benar benar menjauh dari lubang itu.
Aku selesai
Sungguh saat ini benar benar selesai dengan lubang itu
Biarkan air mata dan air hujan ini membantu ku menutup lubang yang cukup dalam itu.
Yang perlu ku lakukan saat ini hanyalah memaafkan keadaan dan juga memaafkan diriku sendiri atas kebodohan ini.

Aku akan kembali baik baik saja karena aku sudah selesai, sungguh benar benar sudah selesai


Ciputat, dibawah langit kelabu 18 Januari 2015

1/16/2016

~NAM~


Bagi para pencinta film Thailand, pasti akan ingat dan mengetahui nama itu.
ya... Nam adalah nama seorang gadis yang awalnya tampak jelek, namun berhasil tumbuh menjadi gadis cantik yang dikagumi semua pria. dia memiliki tekad untuk cantik karena mencintai seorang pria yang sangat tampan, tidak hanya di film itu, namun pria tersebut juga di kagumi para penggemarnya di dunia nyata. dia adalah Mario Maurer .
kisah cinta remaja yang cukup mengharukan bagiku, menyaksikan bagaimana perjuangan Nam untuk mendapatkan perhatian senior yang dicintainya, yang tanpa dia ketahui bahwa sebenarnya pria itu-pun memiliki perasaan yang sama terhadapnya bahkan sejak ia belum menjadi wanita cantik yang dikagumi semua pria. cinta yang di satukan pada saat yang tepat. bukan pada saat mereka masih menjadi pelajar, namun saat mereka sudah sukses di karir nya masing-masing. cinta yang sempat terpisah jarak dan waktu selama 9 tahun, namun dapat bersatu karena mereka saling menunggu satu sama lain :)
Namun tulisan ini bukan tentang Nam si gadis Thailand dalam film "First Love (A Little Thing Called Love)" itu, ini tentang NAM (Nur Ashlihah Mansur) :-D
dan itu adalah aku :P Nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku, yang berartikan "Cahaya (Nur) Perbaikan (Ashlihah)" sedangkan Mansur, adalah nama sisipan dari ayahku (supaya di akuin sebagai anak, hehe) dan aku mereka sangat spesial dengan tambahan nama itu, karena dari 4 anak di keluarga ini, hanya aku yang nisbatkan nama ayah diakhir namaku. Sungguh aku sangat bangga dengan nama belakang ini. yeyeye \^.^/
Proses pemberian nama ini juga merupakan hal yang luar biasa menurutku. karena nama ini diberikan oleh guru dari ayahku, entah siapa namanya namun yang ku tahu bahwa orang itu adalah seorang yang sangat baik agamanya hehe. Orang tuaku diberikan beberapa pilihan, diantaranya Nur Ashlihah, dan Nur Sholihah (kalo tidak salah) dan aku bersyukur sekali orang tuaku memberikan nama ini untukku, meskipun arti dari dua nama itu hampir sama, namun Ashlihah lebih jarang digunakan dibandingkan dengan Sholihah. terbukti bahwa aku baru mengetahui baru 2 orang yang ku tahu bernama Ashlihah juga . hahaha
Cahaya Perbaikan...
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa nama adalah sebuah do'a. Aku menganggap bahwa nama ini sebagai doa dari ayah dan ibu untuk diriku. di tengah ketidaksempurnaan sifat, watak, dan karakter keluarga kami yang perlu banyak diperbaiki, mungkin mereka berharap akulah yang akan memperbaiki semuanya, tidak dengan mengubah sifat mereka, namun dengan cara menghasilkan keturunan yang jauh lebih baik lagi dari keluarga kami sebelumnya.
Tidak hanya itu, aku juga berharap, bahwa dengan nama ini, aku bisa memperbaiki segalanya, dari hal hal kecil, hingga hal yang besar. Memperbaiki Negeri ini, misalnya
Really... I Hope So.... :')
Terima kasih Ayah dan Ibu, atas pemberian nama yang baik ini. Aku bangga dengan nama pemberian kalian, dan akan ku gunakan hingga ku wafat kelak J
Semoga do’a kalian untukku bisa terkabul, dan aku bisa menjadi sebuah Cahaya Yang Memperbaiki :)

1/13/2016

Ayah,Ibu.. ajari aku ungkapkan rasa ini


Tidak ada manusia yang sempurna, begitupun seorang anak
Rasanya mustahil jika seorang anak tidak pernah membuat kesalahan sedikitpun kepada orang tua mereka.
Seburuk-buruknya seorang anak, saya yakin saat ia melakukan kesalahan kepada orang tuanya jauh di dalam lubuk hatinya pasti merasakan penyesalan. Namun terkadang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa anak itu enggan untuk meminta maaf ?
Menurut saya, jawabannya bisa menjadi 2 versi, yakni :
1. gengsi
Sifat gengsi untuk meminta maaf timbul akibat mereka tidak diajarkan dengan benar cara mengungkapkan perasaan. Mereka sungguh tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya. Bukan hanya rasa penyesalan, tetapi juga rasa cinta yang mereka miliki terhadap orang tua mereka, rasanya sangat berat untuk diungkapkan saat mereka tiak tahu bagaimana cara mengungkapkannya.
2. egois
            Egois adalah sifat alami manusia yang pasti dimiliki oleh setiap orang tanpa memandang usia. Seorang anak, meski menyadari akan kesalahannya, pasti akan terus mencari alasan untuk membenarkan tindakannya, mencari alasan bahwa kesalahan yang dia lakukan adalah akibat dari kesalahan orang lain. Akibatnya, dia menyalahkan orang tua mereka atas kesalahan yang mereka lakukan.
Contoh dari sifat keegoisan adalah mereka berfikir bahwa “semua yang mereka lakukan tentu juga hasil dari didikan orang tua, sehingga baik dan buruk sikap seorang anak, orang tua memiliki andil yang sangat penting untuk bertanggungjawab.”
Dalam tulisan ini, saya akan lebih panjang membahas tentang versi yang pertama, yaitu sifat gengsi yang dimiliki seorang anak.
Seorang anak tumbuh berdasarkan sikap yang dia dapatkan di dalam rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar. Tempat-tempat tersebut memiliki andil yang luar biasa dalam membentuk karakter seseorang. Dan sosok yang paling berperan penting dalam pembentukan karakter anak adalah orang tua. Untuk kalian para calon orang tua, ajarilah anak kalian cara mengungkapkan perasaan yang baik dengan cara beritahu mereka perasaan kalian, dan terus tanpa lelah kalian tanyakan bagaimana perasaan mereka. Jangan pernah bosan untuk mendengarkan, jangan pernah lelah untuk menyimak dan memberi nasihat.
Karena apakah kalian tahu ? bahwa memendam perasaan sangatlah tidak nyaman. Mungkin mereka ingin mengungkapkan kekecewaan mereka pada kalian, mungkin mereka ingin mengungkapkan betapa besar kecintaan mereka terhadap kalian, dan mungkin mereka ingin menjelaskan bahwa sebenarnya tindakan yang kalian aggap salah, adalah salah satu cara mereka mengungkapkan apa yang mereka rasakan. Namun karena mereka tidak tahu bagaimana caranya-lah mereka mungkin menjadi salah mengambil tindakan. Mereka gensi, mereka takut, mereka menghindar dari perasaan mereka sendiri, dan mereka berpaling mencari hal yang lain yang bisa mereka lakukan untuk menunjukkan, namun sayangnya kadang mereka salah.
Dan mereka akan berkata “ibu..,ayah…,ajari aku bagaimana caranya mengungkapkan perasaan ini. Maafkan anakmu, Aku mencintai kalian” :* :’)

1/12/2016

Berlibur sebelum liburan

23-29 Desember 2015

Berlibur ke luar dari  pulau jawa, siapa yang akan menolak ??
tak banyak memang yang di lakukan, hanya menikmati perjalanan pergi menggunakan mobil pribadi menghabiskan waktu selama 2 hari 2 malam di perjalanan karena antrian kapal yang sangat panjang.
selama disana pun tak banyak yang d lakukan, hanya berkeliling, mandi di pantai zakat, mengunjungi benteng Marborough, dan terakhir ke bengkulu tengah menikmati keindahan lautan di tempat wisata (lupa namanya) hehe namun aku cukup puas untuk semua nya
liburan yang luar biasa meskipun mengakibatkan sesuatu yang sangat di sayangkan.
aku hanya bisa berharap bahwa semua akan kembali membaik.
dan tutup dengan perjalanan pulang menggunakan pesawat selama 1 jam di udara demi untuk mengejar waktu kembali ke jakarta, karena masih ada uas yang menanti. itu lah mengapa aku sebut berlibur sebelum liburan :D




















aku anak pribumi..................

“Aku anak pribumi, hal itu adalah hal yang sangat aku sayangkan..”

Entah apa yang ada di fikiranku saat aku menilai bahwa diriku bukan seorang yang beruntung karena aku bukan anak rantau.
Mayoritas teman dan sahabatku adalah anak rantauan, dan aku melihat ada yang berbeda dari mereka. Aku melihat ada semangat yang membara dalam diri mereka, yang mana semangat itu tidak pernah aku miliki. Semangat yang di timbulkan atas kerinduan terhadap keluarga, rumah, dan kampung halaman. Semangat yang disertai tekad kuat akan kembali ke kampung halaman membawa dan memberikan keganggaan akan keberhasilan yang didapatkan. Ya..semangat itu rasanya tak pernah aku miliki sebagai anak pribumi.
Aku anak pribumi, entah dengan alasan apa memilih untuk puas berada di lingkungan ku sendiri.
Aku anak pribumi, entah karena apa berfikir bahwa hidupku akan sejahtera di atas tanah yang aku anggap sebagai tanak milikku sendiri
Dan aku anak pribumi, entah bagaimana bisa merasa cukup bahagia dengan hanya selalu berlidung dalam dekapan orang tua ku sendiri.
Aku anak pribumi yang sungguh tidak beruntung karena merasa puas, merasa hidupku akan sejahtera, dan merasa bahagia hanya dengan hal yang amat sangat sederhana. sementara di luar sana banyak orang yang masih terus berusaha tanpa lelah, tanpa merasa cukup untuk memperbaiki segalanya.

Sekian dariku anak pribumi, nantikan kelanjutannya ^^