4/25/2017

Pusat Studi Pesantren

Siang ini mentari cukup terik memancarkan cahayanya pada bumi, sehingga suhu kamar ini menjadi lebih panas dari pada biasanya. kunyalakan kipas angin yang terpajang di dalam kamar kecilku. benda yang jarang kugunakan, kini memberikan manfaatnya kala dibutuhkan.
Aku putuskan untuk membuka alat kerjaku. sebuah netbook berukuran sedang berwarna putih. dengan cermat mulai ku mainkan jari-jariku untuk memenuhi hasratku menghasilkan sebuat tulisan tentang tempat dimana aku berkerja saat ini. Pusat Studi Pesantren. Beginilah cara takdir membawaku kepada satu garis yang baru.
Semuanya bermula kala teman kuliahku menawarkan sebuah kerjaan yang sebelumya tidak sama sekali aku tahu pekerjaan macam apa itu. merasa sudah waktunya aku move on dari biaya orang tua, kuputuskan untuk mencoba hal baru, menguatkan hati untuk memberanikan diri menerima tawaran tersebut. waktu interview pun ditentukan kala itu, cafe ruang tengah, Futsal Camp, Ciputat- Tanggerang Selatan menjadi tempat aku melakukan interview. meskipun sudah hampir 4 tahun di Ciputat tapi tetap saja aku tidak berani pergi sendiri kala itu, tapi mungkin itu memang jalan takdir yang sudah ditentukan untukku dan ala teman baikku, jika kala itu aku memutuskan untuk berangkat interview sendiri, saat ini tentunya aku tidak berada di tempat kerja yang sama dengannya. aku tahu, dengan setengah hati dia mengantarku pergi kala itu, tanpa bisa menolak inginku yang sangat keras kepala. tibalah kami ditempat tujuan, setibanya disana ada seorang laki-laki yang aku kira adalah orang yang aku hubungi terkait pekerjaan itu,namun ternyata aku salah, karena lelaki itu adalah orang yang sama sepertiku yang akan melakukan interview. k'adi namanya. setelah beberapa menit menunggu, datanglah seorang laki-laki dengan batik coklat dikenakannya, menyambutku, ala dan k'adi. interview berjalan dengan sangat santai. seharusnya hanya aku dan k'adi yang di interview, namun karena ala memang datang bersamaku, tentu dia duduk bersama dengan kami dalam satu meja, tidak mungkin rasanya membiarkan dia terasingkan. singkat cerita interview aku dan k'adi selesai, ala pun ditawari oleh mas Anick untuk bergabung bersamanya di PSP, dan dengan sedikit ragu dia menyanggupinya. jadilah kami bertiga fix bergabung dengan PSP.
hingga saat aku menulis ini, rasa takjub masih menyelimuti hatiku, begitu indah takdir yang Allah tentukan kala itu terkhusus untukku dan ala, jikalau aku tidak cukup keras kepala untuk meminta ala menemaniku, atau jika ala mengikuti egonya hingga tidak perlu terpaksa mengantakan aku untuk interview, pastinya kita berdua tidak bisa menjalani nasib ini bersama. pastinya aku tidak bisa menyadari bahwa ala adalah seorang sahabat paling baik yang pernah aku miliki. haha bagi kalian mungkin aku terlalu lebay, tapi dengan jelas ku katakan bahwa pujian yang aku berikan kepada ala bukanlah sesuatu yang berlebihan. dia tau pasti sifat paling buruk yang aku miliki, dia menjadi sasaran utama kala hatiku sedang merasakan mood yang paling buruk, dan dia menjadi sahabat yang cukup sabar mengahapi watak keras kepala yang kumiliki.
(ala, kalo lu baca ini, gue harap hidung lu gak megar, dan lu gak melayang tinggi karena dah gue puji, haha)

back to Pusat Studi Pesantren !
tepatnya tanggal 16 Mei 2016 menjadi kali pertama aku datang ke kantor PSP, bertempat di Ruko Plaza Pamulang. disanalah pertama kalinya aku bertemu mas Achmad Ubaidillah yang bisa kami sebut mas Ubed (Direktur Utama PSP), mas Sajad (Pimpinan Redaksi suarapesantren.net), k'aniqoh, k'aiz, dan k'cahaya. termasuk mas anick, mereka adalah team PSP.
Bagiku, PSP adalah lembaga yang luar biasa. Sebuah lembaga yang sangat peduli terhadap santri dan dunia kepesantrenan. sebagai seorang alumni dari sebuah pondok pesantren, aku merasa beruntung sekali bisa bergabung disini. melalui PSP ini aku bisa dipertemukan dengan santri-santri yang luar biasa, yang tidak pernah lelah untuk mencoba hal baru dan terus belajar. setiap wilayah ada 20 santri dari 10 pondok pesantren dipertemukan dalam kegiatan pelatihan menulis dan pembuatan video selama 5 hari. di antara mereka memang sudah ada yang menguasai teknik dasar tentang kepenulisan dan pembuatan video, namun proses 5 hari mereka selama pelatihan, membuat aku bangga menjadi salah satu saksi kesungguhan mereka. dan tidak hanya itu, karya yang dihasilkan merekapun sangat luar biasa. jika kalian penasaran dengan karya-karya mereka, kalian bisa melihatnya di suarapesantren.net. terdapat kolom "Santri" disana.
Wilayah Jawa Tengah (Kudus), Jawa Timur (Batu. Malang), dan Yogyakarta menjadi tempat kami mengadakan workshop pelatihan untuk santri. Next kita akan mengadakan workshop di Lombok untuk santri-santri wilayah Nusa Tenggara Barat, Padang menjadi tempat workshop untuk santri wilayah Sumatera Barat, dan Banjarmasin menjadi tempat workshop untuk santri wilayah Kalimantan Selatan. mengunjungi daerah-daerah tersebut merupakan suatu pengalaman yang baru menurutku, dan itu aku dapatkan karena PSP.

kalian pasti sama sepertiku, meyakini bahwa setiap insan manusia berhak memiliki impian. baik itu impian yang permanen atau hanya sekedar singgah sebentar saat kita melewati suatu masa. hingga akhirnya kita akan sampai pada satu titik dimana kita hanya bisa mengenang semua yang pernah kita impian, dan membuktikan bahwa sebagian dari mimpi-mimpi yang dahulunya hanya sebagai mimpi, kini satu persatu telah menjadi kenyataan. di PSP, selain mendapatkan pengalaman bertemu santri-santri dan Nara Sumber yang luar biasa, aku juga berhasil menemukan dan mewujudkan impian yang pernah aku buat. bahagia sekali rasanya menyaksikan impian itu satu persatu menjadi kenyataan, dan itu aku biasa dapatkan karena aku bergabung di PSP. impian apa saja itu, kalian tidak perlu tahu, biarkan itu menjadi rahasiaku sendiri, namun yang pasti aku berterima kasih sekali kepada Pusat Studi Pesantren karena telah menjadi sarana aku mewujudkan impianku, kepada mas ubed yang teramat baik mangajarkan aku akan pentingnya pesaudaraan dan persahabatan, juga kepada mas anik, mas sajad, ala tentunya, k'adi, k'aiz, k'aniqoh, k'cahaya terima kasih, aku belajar banyak dari kalian :)

sampai saat ini kegiatan PSP masih berjalan dengan lancar dan sangat baik, doaku semoga PSP kedepannya makin jaya, dan keinginan mas ubed untuk mengadakan suatu acara besar dengan mempersatukan alumni dari workshop-workshop yang telah dilakukan dalam satu kegiatan bisa terwujud dan berjalan dengan lancar.
Aamiin....
saat ini kantor PSP berada di Bogor, tepatnya di Pondok Pesantren al-Falak, Pagentongan. Rutinitas ke bogor  menjadi suatu hal yang selalu kurindukan, sebab suasana yang nyaman dan arsitektur yang sangat indah tersedia disana. keahlian mas Ubed dalam mendesain kantor tersebut membuat kantor menjadi sangat kaya akan seni dan membuat siapa saja yang kesana akan merasa nyaman dan akan dibuat betah olehnya. :)

Bekasi, 25 April 2017

4/18/2017

Makam Sunan Ampel

Surabaya, 11 April 2017

Aku pernah mengenalnya. Melalui sebuah buku aku mengenal pribadi dan kisahnya. Tampilan buku yang tidak membosankan membantuku untuk mampu dengan mudah menangkap kisah dari buku tersebut. sejujurnya aku tidak menyukai sejarah, namun dengan buku tersebut aku menyukai setiap alur sejarah yang tertulis di dalamnya. bisa dengan pasti aku katakan bahwa itu adalah buku tentang sejarah pertama yang aku tuntaskan. "Graphic Novel - 9 Kisah Dakwah Wali Songo" buku ini yang memberikan aku gambaran kisah para wali songo dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Bacaan yang cukup ringan dan mudah dipahami serta mudah aku cerna sebagai seorang yang tidak menyukai sejarah.

Dari buku tersebutlah aku mengenal Sunan Gresik yang meninggalkan istri dan anaknya untuk berdakwah di Indonesia, yang mana beliau disebut juga sebagai "Bapak Para Wali" bermula dari beliaulah yang mana kemudian melahiran Para Wali Allah yang menyebarkan Islam di Indonesia. Kemudian aku mengenal Sunan Ampel yang merupakan bapak dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. dikatakan bahwa dari Sunan Ampel lah mulai adanya tradisi memperingati hari kematian ke 3, 7, 10, 30, 40, dll. yang mana hal tersebut disesuaikan dengan tradisi masyarakat setempat yang sebelumnya beragama Hindu.

ada 9 kisah Wali Allah yang diceritaan dalam buku 9 Kisah Dakwah Wali Songo. novel tersebut telah aku review dalam blog ini, kalian bisa mengecek link di bawah ini untuk membacanya :

Dalam tulisan kali ini aku tidak akan mengulang untuk mereview novel tersebut. aku hanya mencoba untuk mengenang kembali kisah yang pernah kubaca kurang lebih satu tahun lalu. Bersyukur sekali rasanya bisa menginjakkan kaki di kota Pahlawan ini, terlebih bisa berkunjung ke makam Sunan Ampel, sang Wali Allah yang memiliki peran yang sangat besar dalam menyebarkan Islam di Indonesia. 

Senin. hari ke-4 sejak aku berada di Surabaya. Tidak terasa, esok adalah hari terakhir aku melaksanakan kegiatan di Kota Pahlawan ini. berkunjung ke makam Sunan Ampel memang sudah terencana dalam jadwal acara workshop yang diselenggarakan oleh PSP, tempatku bekerja saat ini. Setelah melakukan senam pagi bersama para santri peserta workshop, kami bersiap untuk mengunjungi makam Sunan Ampel. dengan tiga mobil yang sudah disiapkan, kami berangkat ke tempat tujuan. setibanya disana, kami meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki karena mobil tidakk bisa masuk hingga ke dalam lagi. sepanjang jalan menuju letak makam, tampak sekitar tempat ini seperti pasar, berjejer dengan rapi toko-toko yang menjual buah-buahan, kurma, sorban, sarung, peci, dsb. hingga tibalah aku pada sebuah latar berkeramik yang menandakan bahwa kami hampir tiba di kawasan pemakaman. setelah masuk, aku lihat cukup banyak orang yang sedang duduk bersila seraya berdzikir dan bertahlil. disekitar tempat orang-orang itu dudukm mengarah pada sebuah pagar yang kemudian aku tahu bahwa itu adalah makam Sunan Ampel. setelah selesai tahlilan yang dipimpin oleh KH. Dian Nafi' kami keluar dari kawasan makam tersebut. terdapat gentong air yang mana orang-orang yang disana secara begantian mengambil air tersebut untuk diminum. mungkin orang-orang tersebut berangggapan air tersebut bermanfaat untuk mengabulkan apa yang menjadi harapan mereka, entahlah..
aku juga meminumnya, dengan mengucap bismillah semoga aku tidak merusak segala niat yang aku lontarkan sebelum meminum air itu menjadi suatu bentuk kesyirikan. yang aku lakukan mungkin sama halnya dengan yang orang sering sebut sebagai "ngalap berkah" semoga tidak lebih dari itu.

masih disekitar situ ada makam yang juga dipagari, bertulisan makam shonhaji/mbah bolong. dari situ aku mendengar cerita unik, yakni pada suatu ketika masyarakat kebingungan mementukan arah kiblat pada mula pembangunan masjid, dan shon haji ini membuat sebuah lubang di tembok masjid yang mana dari lubang tersebut kelihatan bangunan ka'bah sehingga dari situlah diketahui kemana arah kiblat, dan sejak itu beliau disebut mbah bolong. inilah sebuah karomah yang luar biasa yang Allah berikan kepada shon haji.

Sayang sekali semua terasa sangat singkat, namun tetap aku merasa luar biasa sekali rasanya punya kesempatan berunjung ke makam wali, semoga di lain kesempatan aku bisa berunjung ke makam wali yang lain.