4/18/2017

Makam Sunan Ampel

Surabaya, 11 April 2017

Aku pernah mengenalnya. Melalui sebuah buku aku mengenal pribadi dan kisahnya. Tampilan buku yang tidak membosankan membantuku untuk mampu dengan mudah menangkap kisah dari buku tersebut. sejujurnya aku tidak menyukai sejarah, namun dengan buku tersebut aku menyukai setiap alur sejarah yang tertulis di dalamnya. bisa dengan pasti aku katakan bahwa itu adalah buku tentang sejarah pertama yang aku tuntaskan. "Graphic Novel - 9 Kisah Dakwah Wali Songo" buku ini yang memberikan aku gambaran kisah para wali songo dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Bacaan yang cukup ringan dan mudah dipahami serta mudah aku cerna sebagai seorang yang tidak menyukai sejarah.

Dari buku tersebutlah aku mengenal Sunan Gresik yang meninggalkan istri dan anaknya untuk berdakwah di Indonesia, yang mana beliau disebut juga sebagai "Bapak Para Wali" bermula dari beliaulah yang mana kemudian melahiran Para Wali Allah yang menyebarkan Islam di Indonesia. Kemudian aku mengenal Sunan Ampel yang merupakan bapak dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat. dikatakan bahwa dari Sunan Ampel lah mulai adanya tradisi memperingati hari kematian ke 3, 7, 10, 30, 40, dll. yang mana hal tersebut disesuaikan dengan tradisi masyarakat setempat yang sebelumnya beragama Hindu.

ada 9 kisah Wali Allah yang diceritaan dalam buku 9 Kisah Dakwah Wali Songo. novel tersebut telah aku review dalam blog ini, kalian bisa mengecek link di bawah ini untuk membacanya :

Dalam tulisan kali ini aku tidak akan mengulang untuk mereview novel tersebut. aku hanya mencoba untuk mengenang kembali kisah yang pernah kubaca kurang lebih satu tahun lalu. Bersyukur sekali rasanya bisa menginjakkan kaki di kota Pahlawan ini, terlebih bisa berkunjung ke makam Sunan Ampel, sang Wali Allah yang memiliki peran yang sangat besar dalam menyebarkan Islam di Indonesia. 

Senin. hari ke-4 sejak aku berada di Surabaya. Tidak terasa, esok adalah hari terakhir aku melaksanakan kegiatan di Kota Pahlawan ini. berkunjung ke makam Sunan Ampel memang sudah terencana dalam jadwal acara workshop yang diselenggarakan oleh PSP, tempatku bekerja saat ini. Setelah melakukan senam pagi bersama para santri peserta workshop, kami bersiap untuk mengunjungi makam Sunan Ampel. dengan tiga mobil yang sudah disiapkan, kami berangkat ke tempat tujuan. setibanya disana, kami meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki karena mobil tidakk bisa masuk hingga ke dalam lagi. sepanjang jalan menuju letak makam, tampak sekitar tempat ini seperti pasar, berjejer dengan rapi toko-toko yang menjual buah-buahan, kurma, sorban, sarung, peci, dsb. hingga tibalah aku pada sebuah latar berkeramik yang menandakan bahwa kami hampir tiba di kawasan pemakaman. setelah masuk, aku lihat cukup banyak orang yang sedang duduk bersila seraya berdzikir dan bertahlil. disekitar tempat orang-orang itu dudukm mengarah pada sebuah pagar yang kemudian aku tahu bahwa itu adalah makam Sunan Ampel. setelah selesai tahlilan yang dipimpin oleh KH. Dian Nafi' kami keluar dari kawasan makam tersebut. terdapat gentong air yang mana orang-orang yang disana secara begantian mengambil air tersebut untuk diminum. mungkin orang-orang tersebut berangggapan air tersebut bermanfaat untuk mengabulkan apa yang menjadi harapan mereka, entahlah..
aku juga meminumnya, dengan mengucap bismillah semoga aku tidak merusak segala niat yang aku lontarkan sebelum meminum air itu menjadi suatu bentuk kesyirikan. yang aku lakukan mungkin sama halnya dengan yang orang sering sebut sebagai "ngalap berkah" semoga tidak lebih dari itu.

masih disekitar situ ada makam yang juga dipagari, bertulisan makam shonhaji/mbah bolong. dari situ aku mendengar cerita unik, yakni pada suatu ketika masyarakat kebingungan mementukan arah kiblat pada mula pembangunan masjid, dan shon haji ini membuat sebuah lubang di tembok masjid yang mana dari lubang tersebut kelihatan bangunan ka'bah sehingga dari situlah diketahui kemana arah kiblat, dan sejak itu beliau disebut mbah bolong. inilah sebuah karomah yang luar biasa yang Allah berikan kepada shon haji.

Sayang sekali semua terasa sangat singkat, namun tetap aku merasa luar biasa sekali rasanya punya kesempatan berunjung ke makam wali, semoga di lain kesempatan aku bisa berunjung ke makam wali yang lain.

No comments:

Post a Comment