10/25/2016

Mahasiswa Tingkat [Akhir] / Atas

Masih tentang "Aku". Semoga tak ada kata bosan bagi kalian membaca tulisanku :)

"Semester Sembilan".
Semoga kalian juga setuju bahwa itu bukanlah tingkatan paling akhir dalam perkuliahan. Waktu paling wajar untuk menyelesaikan jenjang S1 Reguler sebenarnya adalah empat tahun yakni delapan semester, namun bukan permasalah yang besar jika hanya satu atau dua semester tambahan waktu untuk menuntaskan jenjang ini.
tentunya dari kata-kataku di atas kalian bisa mencermati bahwa tidak ada penyesalan besar dalam hatiku atas keterlambatan ini, namun tetap saja ada masalah yang terus menghantui Mahasiswa Tingkat Atas macam diriku ini. Masalah tersebut terletak pada orang tua yang terlalu khawatir memikirkan anaknya tak kunjung mendapatkan Topi Kebanggaan yang sering disebut sebagai "Toga", ahh.. entah bagaimana lagi cara untuk menjelaskan pada mereka bahwa keterlambatanaku hanyalah sebuah masalah kecil yang tak perlu dibesar-besarkan, toh masih banyak mahasiswa lain yang bahkan lulus di saat detik-detik menegangkan karena ancaman DO sudah menyapa dirinya.

bukan orang tua namanya jika mau kalah argumen dari anaknya, apapun alasan yang aku lontarkan atas keterlambatan ini , mereka pasti menimpalinya dengan hal lain. salah satu contohnya adalah dengan membandingkanku dengan anak lain yang seumuran denganku yang sudah berhasil menyelesaikan kuliahnya. tentu aku punya banyak sekali argumen yang tepat untuk membalasnya, namun urung aku lakukan karena pastinya akan menghasilkan perdebatan panjang kali lebar kali tinggi yang tak pernah ada ujungnya. maka aku hanya perintahkan mulut ini untuk diam tak berkomentar, seraya hati ngedumel : "ibu, mereka itu hanya kuliah tok!, ibu waktu mereka lebih longgar untuk mengerjakan tugas akhir, sementara aku harus membagi waktu untuk bekerja,ibu bahkan sampai hari terakhir mereka di kampus, mereka masih menggunakan uang yang orang tua mereka berikan, sedangkan anakmu ini sedang berusaha mengurangi beban kalian. dll.

hahaha aku hanya menyebut ibu dalam dumelan hatiku, karena memang dalam konteks diriku hanya ibu yang tak pernah lelah dan bosan mengingatkanku untuk cepat menyelesaikan skripsiku, sementara ayah tak banyak berkomentar (hal ini yang justru membuatku lebih bersemangat menyelesaikan skripsi) karena menurut sudut pandangku bahwa diamnya ayah adalah suatu bentuk kepercayaan yang tidak perlu diungkapkan bahwa anaknya memiliki kemampuan yang baik untuk segera menyelesaikan skripsi.

semoga tidak ada yang tersinggung dengan tulisanku ini, dan bagi kalian yang mengaggap bahwa tulisan ini hanya sebatas pembelaanku semata terhadap diriku, itu tidak masalah, karena kalian berhak atas sudut pandang kalian masing-masing.
bagi kalian yang sudah masuk dalam kategori Mahasiswa Tingkat Atas, harap segera menyelesaikan skrispi kalian agar tidak tambah stres akibat tuntutan sana-sini (nasehat ini termasuk untuk diriku juga) :D

Selamat Berjuang teman-teman seperjuanganku, Semangat menyelesaikan Tugas Akhir Perkuliahan.
Allah bersama kita :) 
harapan untuk wisuda tahun ini sepertinya sudah pupus, namun masih ada waktu untuk lulus tahun ini. itu yang terpenting. :)

No comments:

Post a Comment