Dua hari satu malam tanpa
laptop di ciputat membuat jemariku berasa gatal ingin meluapkan apa yang ku
rasakan di dalam blog-ku ini.
Pada kesempatan kali ini aku
akan berbagi cerita tentang razia polisi..
Bagi
para pengendara, pastinya sudah tidak asing dan kaget klo tiba-tiba di jalan
mendapati banyak polisi di pinggir jalan memberhentikan beberapa pengendara. Mereka
sedang melakukan razia terhadap pengendara yang tidak mematuhi peraturan dan
juga bagi yang tidak memiliki surat kendaraan yang lengkap yakni STNK dan SIM (bukan Surat Izin Menikah ya guys :D) dan
bagai pengendara yang diberhentikan oleh polisi dan tidak memiliki surat
lengkap, bisa di katakan sedang apes haha termasuk aku kali ini :(
Ini adalah ketiga kalinya aku
kena apes diberhentikan oleh polisi di jalan, padahal aku tidak
melakukan kesalahan huftt..
Mari simak ketiga kisah saat
aku di berhentikan polisi hehe
Pertama
kali aku di tilang, yakni di pasar rebo. Saat itu aku baru pulang untuk menuju
bekasi, Planet ku tercinta. Sebelum perempatan aku memang ragu antara memilih jalan melewati
pasar rebo (lurus) , atau ke arah taman mini (belok kiri), kedua jalan tersebut
yang memang ku tahu bisa ku lewati untuk menuju rumah. Entah karena bisikan apa
akhirnya aku mengambil jalan lurus, dan ternyata sedang ada razia di sana :( Melihat banyak polisi, spontan
aku panik karena baru kali ini dalam perjalananku antara bekasi-ciputat ataupun
sebaliknya mengendarai sepeda motor mengahadapi razia polisi langsung. Insting curangku
berfungsi sangat cepat saat itu, kalian pasti tahukan di pasar rebo itu banyak
tukang buah ? dan aku meminggirkan motorku di depan salah satu penjual buah
disana, berharap bisa berlindung pada tukang buah dengan alasan membeli buah
padanya. Namun apes nya ada seorang polisi berkendara motor dari arah
belakang menyapaku “selamat sore mbak, boleh liat surat-suratnya?” deegggg
jantungku berdebar kencang dan hatiku bergumam “matil gue!!” tentu
saja aku jujur bahwa aku tidak memiliki SIM, aku memperlihatkan STNK ku, dan
polisi itu menahannya dan mengajakku untuk menghampiri gerembolan polisi
didepan yang sedang melakukan razia. Namun karena aku masih polos, aku minta
izin untuk membeli buah dulu (supaya membuktikan bahwa aku memberhentikan motor
benar untuk membeli buah, hanya aku dan Allah yang tahu bahwa semua itu
hanyalah alasan, tapi sepertinya polisi itu memang lebih pintar dari pada aku)
jadilah aku membeli buah salak yang saat itu langsung menarik perhatianku. Sungguh
hatiku menggerutu saat itu “kenapa polisi itu ada dibelakang gue sih?”
dan saat aku membeli buah, pedagangnya malah berkata “kena tilang ya neng?”
aku kesal namun tetap memilih untuk sok tegar, sambil tersenyum yang agak dipaksakan
aku menjawab “iya pak” padahal dalam hatiku berkata “udah liat
sendiri masih nanya lagi si bapak” -_- tanpa membuang waktu aku kembali
ke pak polisi yang menahan STNK ku, dan aku di giring ke rombolan polisi yang
sedang melakukan razia, dan menyerakan STNK ku pada salah seorang polisi
disana, dan polisi yang menghampiriku didepan tukang buah pergi begitu aja.
Singkat cerita, aku diajak
menjauh dari kerumunan menuju sebuah warung disana, dan polisi itu mengeluarkan
buku tilangnya. Bodohnya aku saat itu malah berkata ingin membayar uang
tilangnya melalui atm karena sebelumnya aku mendapat tips seperti itu dari
seorang teman yang menshare kiat-kiat saat kita di tilang yakni meminta surat
berwarna biru agar uang tilang tersebut masuk ke rekening Negara, bukan ke kantong
para polisi. Saat itu ku lihat wajah marah pada mukanya, seingatku dia
mengatakan bahwa apabila ingin bayar melalui atm bisa mencapai 200rb, tentulah
aku tidak mau mengeluarkan uang sebanyak itu, maka pasrahlah aku membiarkan dia
menulis namaku diatas surat tilang tersebut masih dengan wajah kesalnya. Sedangkan
aku masih sok tegar melihat dengan pasrah dia menuliskan jadwal sidangku diatas
kertas tersebut. Jadilah aku fix kena tilang polisi :( setelah diberikan surat
tilang, aku mengambil motorku dan mengendarainya kembali, dan saat itulah
kekesalan ku memuncak.. aku kesal karena aku
terlalu bodoh membuat polisi itu kesal, aku kesal karean aku sok tegar
dan sok berani kepada polisi itu, di tambah lagi aku kesal dan takut memikirkan
bagaimana reaksi orang tuaku saat mengetahui STNK ku di tilang.. dan benarlah
mereka marah karena aku mau saja di tilang, dan berkata bahwa aku seharusnya
menyogoknya dengan beberapa lembar rupiah agar aku tidak perlu mengurusnya di
persidangan. Pokoknya saat itu aku merasa bodoh bgt deh, ya bagaimana tidak itu
adalah pengalaman pertama ku kena tilang polisi. Namun untung punya untung,
bahwa aku kena tilang di daerah Jakarta timur, karena sodara ibu ku ada yang
bekerja di kejaksaan jak-tim sehingga aku tidak perlu menghadiri persidangan
dan bisa mengambil STNK ku kembali secara gratis dengan pertolongan sodara ibu
itu hehe \^.^/
Pengalaman
kena tilang ku yang kedua yakni di daerah fatmawati, saat itu memang sudah
tersebar info bahwa sedang ada banyak razia, entah mereka menyebutnya apa, aku
lupa klo gak salah ada kata “zebra” nya gitu hehe
Saat aku melihat banyak
polisi, aku sudah berdoa di dalam hati berharap aku tidak menjadi orang yang apes
karena diberhentikan mereka, namun takdir berkata aku harus menghadapi
salah seorang polisi, karena ia menunjukku dan memerintahkan untuk minggir dan
berhenti… huuufftt dag dig dug derrrr!! Jantungku berdetak dengan
kencang, dengan wajar polisi tersebut mengangkat tangan ke keningnya untuk
hormat dan mengucapkan selamat pagi. Aku hanya membalas dengan senyum. Kemudian
ia memintaku mengeluarka SIM dan STNK, langsung saja aku to the point bahwa aku
belum memiliki STNK, eh lucunya polisi tersebut malah berkata “mau di tilang
apa di bantu?” haha hatiku sontak tertawa dan berkata “dibantu aja deh
pak” :D sambil cengar-cengir sendiri. Haha
transaksi nya berlalu begitu
cepat setelah aku menyelipkan lembaran rupiah dibawah buku tilang yang dia
bawa.. dan saat aku kembali melaju dengan sepeda motorku, sambil tertawa bahagia
karna STNK ku tidak di tilang untuk yang kedua kalinya, dan juga mengingat
kembali tawaran polisi tersebut, dan rasanya ingin sekali aku menjawab “maunya
di nikahin aja dong pak polisi” wkwkw karena pada saat itu hatiku sedang
galau memikirkan pasangan hidup hehe
pengalaman
ku ketiga kena apes karena di tilang polisi terjadi tadi sore di pasar
jum’at, padahal kemaren saat aku berangkat ke ciputat, aku berhasil melewati 2
gerombolan polisi yang sedang menilang pengendara lain, entahlah mungkin memang
apes nya ditakdirkan terjadi hari ini dan mungkin karena aku juga
terlalu sombong karena berfikir kemarin saja aku berhasil lolos dari
mereka.. ehhh malah kena berenti beneran :( hampir sama seperti
penilangan yang kedua,aku berhasil minta damai (kali ini bukan polisinya yang
nawarin haha :D) dan polisi tersebut mengamini, tenanglah hatiku yeyeye \^.^/
itulah kisahku mengalami tragedi
di tilang polisi saat ada razia. Memang benar dalam hal ini aku yang salah
karena aku tidak memiliki SIM, hal itu disebabkan karena orang tua ku belum
memberikan uang untuk membuat SIM hehe. Mengingat proses nya yang ribet karena
harus melalui test yang tak cukup sekali dijalani, dan jika tidak mau melalui
test tersebut harus rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan
SIM langsung tanpa test apapun (kita biasa menyebutnya “nembak”)
Mengapa
aku menyebut dengan polisi “baik” ?? adalah karena aku berpositif thinking
bahwa polisi tersebut tidak mau merepotkan kita untuk mengurusnya di pengadilan
nanti, selain karena mengorbankan waktu, uang yang di keluarkan juga akan lebih
besar daripada yang kita berikan kepada mereka di TKP, dalam hal ini bukannya
aku menghalalkan proses suap menyuap yang terjadi, namun anggap saja itu adalah salah satu cara
mereka membantu kita. Ya kan ??
semua itu tentu saja terlepas
dari uang tersebut nantinya akan digunakan oleh polisi-polisi itu untuk mereka
sendiri ataupun diberikan kepada atasan mereka, aku kurang paham klo soal itu. Lagi-lagi
aku hanya berkhusnudzon bahwa mereka hanya sedang membantu kita dan tidak mau
merepotkan kita.
Aku
katakan disini bahwa semua yang ada di atas adalah hal yang tidak baik ya… bagi
kalian yang memang sering menggunakan sepeda motor kemana-mana secepatnyalah
membuat SIM, karena begitulah aturan yang berlaku. Dan setelah kejadian ini aku
pun bertekad akan membuat SIM bagaimanapun caranya supaya di jalan bisa merasa
tenang dan nyaman sekalipun ada razia dan tidak merasa deg-deg an dan was-was
hehe
Tulisan
kali ini cukup panjang ya ?? maaf ya bagi yang kelelahan membacanya, dan
terimakasih bagi kalian yang bersedia meluangkan waktu untuk membacanya sampai
selesai.. ambilah hal baik, dan jangan tiru hal yang buruk dalam ceritaku ini. Sekian :)