9
Kisah
Dakwah Wali Songo – Graphic Novel
Jujur saja, sebagai seorang muslimah Indonesia yang ber “kepala
2” malu rasa untuk mengakui bahwa aku tidak tau banyak tentang wali songo.
Dengan alasan…
Pertama, aku tidak terlalu suka dengan sejarah, meski aku menyadari bahwa mengetahui
sejarah adalah penting,
Kedua, tidak ada pelajaran khusus di sekolah atau kampus yang khusus
mempelajari tentang wali songo (seingatku :D)
dan ketiga,
kurangnya ketertarikan ku untuk membaca dan mencari tahu tentang wali songo,
entah karena apa meskipun aku tau bahwa mereka adalah Ulama (atau mungkin bisa
ku sebut dengan sebutan pahlawan) hebat yang menyebarkan Islam di Indonesia,
sehingga Indonesia saat ini menjadi Negara yang memiliki mayoritas masyarakat
beragama Islam.
Hingga pada suatu hari, tepatnya tiga hari yang lalu aku meminjam
buku kepada sahabatku ala. Saat itu aku sedang merasa bosan, lalu ku putuskan
untuk meminjam salah satu buku yang ada di kamarnya untuk ku baca, jadilah aku
memilih buku 9 Kisah Wali Songo tersebut, meskipun cukup tebal tapi rasanya
akan menarik saat aku baca karena novel itu seperti komik yakni penuh dengan
gambar sehingga tidak terlalu membuat otak bekerja terlalu keras untuk memahami
ceritanya.
Dan
benar saja.. aku sangat semangat membacanya. Tak sulit bagiku bisa menyelesaikan
novel tersebut di hari itu juga. Bagiku novel ini sangat untuk dibaca menarik.
Berikut sedikit review nya (hanya sedikit ya.. kalo mau lengkapnya
silahkan beli dan baca sendiri novelnya, dijamin gak bakal nyesel hehe..)
Diawal cerita, di kisahkan sedikit tentang Maulana Malik yang
dikenal dengan Sunan Gresik, yang meninggalkan istri dan anaknya untuk mendatangi
pulau jawa untuk menyebarkan Agama Islam. Beliau juga dikenal dengan sebutan “Bapak
Para Wali” wafat pada tahun 882 H di Gresik.
Kemudian Sunan Ampel. Di buku tersebut
di tulis dengan judul “Pencetak Ulama – Intelek Pertama. Memiliki nama asli Raden
Rahmat, anak dari sunan Gresik yang lahir di Vietnam. Di amanahi oleh Ayahnya
untuk meneruskan jejak menyebarkan agama di Ampel ; Surabaya, Madura dan
sekitarnya (kalau tidak salah :D) dan menjadi cucu menantu dari Adipati
Surabaya. Dari Sunan Ampel inilah bermula ada tradisi peringatan kematian pada
hari ke ; 3,7,10,30,40,100 dan 1000, bubur di hari Asyura, dan juga Maulid yang
mungkin menyesuaikan tradisi masyarakat yang sebelumnya beragama Hindu. Tidak
ada catatan pasti pada tahun berapa beliau wafat, dalam suatu tulisan
disebutkan bahwa beliau wafat pada tahun 1479 M, namun dalam tulisan lain pada
tahun 1406 M. Makam beliau berada di samping Masjid Agung Ampel. Aku teringat
dengan nama Universitas Islam Negeri di Surabaya yang diberi nama UINSA dan itu
adalah Sunan Ampel. Oia, beliau adalah bapak dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat
yang kisahkan akan disebutkan dibawah nanti.
Selanjutnya tentang Sunan Bintara
seorang Pangeran Jimbun putra Brawijaya, anak dari Raja Majapahit Brawijaya V
bernama Raden Fatah. Beliau menjadi raja Demak Sumatera Selatan, Palembang. Beliau
menikah dengan anak dari Sunan Ampel
Sunan Giri, yang bernama asli Raden
Paku dikenal dengan Ahli diplomasi dan strategi perang. Putra dari Maulana
Ishaq yang masih kerabat dengan Maulana Malik. Dalam buku tersebut dijelaskan
bahwa beliau adalah keponakan dari Sunan Ampel (kalo aku mikirnya mereka adalah
sepupu, hehe entahlah). Beliau belajar ilmu dengan Sunan Ampel di Pesantren dan
menikah dengan anak Sunan Ampel. Sunan giri ini menikahi dua wanita dalam satu
waktu, yang satu adalah anak dari Sunan Ampel, dan satu lagi adalah dari
seseorang yang bernadzar akan menikahi putrinya dengan seseorang yang bila
kejatuhan buah delima tidak meninggal, karena sebelumnya setiap ada orang
kejatuhan buah delima pasti langsung meninggal, dan saat itu Sunan Giri ketimpa
buah delima tepat di kepalanya, dan beliau tidak meninggal. Saat itu sudah
ditetapkan bahwa dia akan menikah dengan putri Sunan Ampel, jadilah dia
menikahi dua wanita sekaligus dalam satu waktu. Yaa… mungkin sudah takdirnya
begitu, mau apalagi ??
Sunan Gunung Jati. Pasundan, Cirebon
– Jawa Barat, dikenal dengan Fatahillah, memiliki nama asli Syarif
Hidayatullah. Konon, sempat ditawarkan kekuasaan sebagai Raja Mesir, namun ia
menolak. Suatu ketika beliau sholat tahajud di atas perahu kecil, dan tertidur
di atasnya, saat beliau bangun ternyata sudah berada di Negeri Cina. Di Cina
beliau mencoba mengobati orang-orang yang sakit, sampai akhirnya keahliannya
tersebut di dengar oleh Kaisar Cina pada saat itu yang bernama Pai Li Bang, dna
kemudian sang kaisar menguji Sunan Gunung Jati untuk dapat membedakan mana
putri yang sedang hamil, dan hanya buatan untuk mengelabui, saat itu Sunan
Gunung Jati menunjuk wanita yang hanya pura-pura hamil, dan kaisar pun tertawa
terbahak mengatakan bahwa semua pengobatan yang dia lakukan hanyalah tipuan
semata, nama di usirlah Sunan dari cina di pulangkan dengan kapal yang menuju
ke jawa. Namun sesaat setelah itu, ternyata putri yang di tunjuk oleh Sunan
benar-benar hamil padahal dia belum menkah dan dia juga adalah seorang wanita
baik-baik. Kaisarpun menyesal dengan apa yang dilakukannya dan bergegas untuk meminta
maaf kepada Sunan dan meminta Sunan untuk menikahi putri nya yang hamil itu. Saat
kaisar beserta rombongannya tiba di pulau Sumatera, orang-orang disana rupanya
sudah menunggu Kaisar untuk menjadi Adipati Sumatera setelah Brawijaya, hal itu
sudah di wasiatlan oleh Sunan Gunung Jati kepada masyarakat. Singkat cerita
akhirnya Kaisar menjadi Adipati Sumatera, dan konon nama Palembang diambil dari
nama Kaisar Pai Li Bang. Dan anak kaisar yang hamil menyusul Sunan Gunung Jati,
dan menikah. Di kapal yang dinaiki oleh putri kaisar tersebut banyak membawa
hiasan dari cina yang memudian di gunakan untuk menghias masjid Cirebon.
Dan Nama
Fatahillah adalah nama dari Panglima Perang, banyak yang mengira Fatahillah
adalah Sunan Gunung Jati, padahal mereka adalah orang yang berbeda.
Cerita
belum usai, namun sepertinya tulisan ini sudah sangat panjang dan mata sudah
sangat sepet ingin tidur, nantikan kelanjutan kisahnya ya di part 2.. mohon
maaf jika ada yang salah, saya hanya bermodalkan resuman dan ingatan. Semoga bermanfaat
J
No comments:
Post a Comment