3/17/2016

Review Graphic Novel ~ 9 Kisah Dakwah Wali Songo - Part 1

9
Kisah Dakwah Wali Songo – Graphic Novel

Jujur saja, sebagai seorang muslimah Indonesia yang ber “kepala 2” malu rasa untuk mengakui bahwa aku tidak tau banyak tentang wali songo. Dengan alasan…
Pertama, aku tidak terlalu suka dengan sejarah, meski aku menyadari bahwa mengetahui sejarah adalah penting,
Kedua, tidak ada pelajaran khusus di sekolah atau kampus yang khusus mempelajari tentang wali songo (seingatku :D)
dan ketiga, kurangnya ketertarikan ku untuk membaca dan mencari tahu tentang wali songo, entah karena apa meskipun aku tau bahwa mereka adalah Ulama (atau mungkin bisa ku sebut dengan sebutan pahlawan) hebat yang menyebarkan Islam di Indonesia, sehingga Indonesia saat ini menjadi Negara yang memiliki mayoritas masyarakat beragama Islam.
Hingga pada suatu hari, tepatnya tiga hari yang lalu aku meminjam buku kepada sahabatku ala. Saat itu aku sedang merasa bosan, lalu ku putuskan untuk meminjam salah satu buku yang ada di kamarnya untuk ku baca, jadilah aku memilih buku 9 Kisah Wali Songo tersebut, meskipun cukup tebal tapi rasanya akan menarik saat aku baca karena novel itu seperti komik yakni penuh dengan gambar sehingga tidak terlalu membuat otak bekerja terlalu keras untuk memahami ceritanya.
Dan benar saja.. aku sangat semangat membacanya. Tak sulit bagiku bisa menyelesaikan novel tersebut di hari itu juga. Bagiku novel ini sangat untuk dibaca menarik.
Berikut sedikit review nya (hanya sedikit ya.. kalo mau lengkapnya silahkan beli dan baca sendiri novelnya, dijamin gak bakal nyesel hehe..)
Diawal cerita, di kisahkan sedikit tentang Maulana Malik yang dikenal dengan Sunan Gresik, yang meninggalkan istri dan anaknya untuk mendatangi pulau jawa untuk menyebarkan Agama Islam. Beliau juga dikenal dengan sebutan “Bapak Para Wali” wafat pada tahun 882 H di Gresik.
            Kemudian Sunan Ampel. Di buku tersebut di tulis dengan judul “Pencetak Ulama – Intelek Pertama. Memiliki nama asli Raden Rahmat, anak dari sunan Gresik yang lahir di Vietnam. Di amanahi oleh Ayahnya untuk meneruskan jejak menyebarkan agama di Ampel ; Surabaya, Madura dan sekitarnya (kalau tidak salah :D) dan menjadi cucu menantu dari Adipati Surabaya. Dari Sunan Ampel inilah bermula ada tradisi peringatan kematian pada hari ke ; 3,7,10,30,40,100 dan 1000, bubur di hari Asyura, dan juga Maulid yang mungkin menyesuaikan tradisi masyarakat yang sebelumnya beragama Hindu. Tidak ada catatan pasti pada tahun berapa beliau wafat, dalam suatu tulisan disebutkan bahwa beliau wafat pada tahun 1479 M, namun dalam tulisan lain pada tahun 1406 M. Makam beliau berada di samping Masjid Agung Ampel. Aku teringat dengan nama Universitas Islam Negeri di Surabaya yang diberi nama UINSA dan itu adalah Sunan Ampel. Oia, beliau adalah bapak dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat yang kisahkan akan disebutkan dibawah nanti.
            Selanjutnya tentang Sunan Bintara seorang Pangeran Jimbun putra Brawijaya, anak dari Raja Majapahit Brawijaya V bernama Raden Fatah. Beliau menjadi raja Demak Sumatera Selatan, Palembang. Beliau menikah dengan anak dari Sunan Ampel
            Sunan Giri, yang bernama asli Raden Paku dikenal dengan Ahli diplomasi dan strategi perang. Putra dari Maulana Ishaq yang masih kerabat dengan Maulana Malik. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa beliau adalah keponakan dari Sunan Ampel (kalo aku mikirnya mereka adalah sepupu, hehe entahlah). Beliau belajar ilmu dengan Sunan Ampel di Pesantren dan menikah dengan anak Sunan Ampel. Sunan giri ini menikahi dua wanita dalam satu waktu, yang satu adalah anak dari Sunan Ampel, dan satu lagi adalah dari seseorang yang bernadzar akan menikahi putrinya dengan seseorang yang bila kejatuhan buah delima tidak meninggal, karena sebelumnya setiap ada orang kejatuhan buah delima pasti langsung meninggal, dan saat itu Sunan Giri ketimpa buah delima tepat di kepalanya, dan beliau tidak meninggal. Saat itu sudah ditetapkan bahwa dia akan menikah dengan putri Sunan Ampel, jadilah dia menikahi dua wanita sekaligus dalam satu waktu. Yaa… mungkin sudah takdirnya begitu, mau apalagi ??
            Sunan Gunung Jati. Pasundan, Cirebon – Jawa Barat, dikenal dengan Fatahillah, memiliki nama asli Syarif Hidayatullah. Konon, sempat ditawarkan kekuasaan sebagai Raja Mesir, namun ia menolak. Suatu ketika beliau sholat tahajud di atas perahu kecil, dan tertidur di atasnya, saat beliau bangun ternyata sudah berada di Negeri Cina. Di Cina beliau mencoba mengobati orang-orang yang sakit, sampai akhirnya keahliannya tersebut di dengar oleh Kaisar Cina pada saat itu yang bernama Pai Li Bang, dna kemudian sang kaisar menguji Sunan Gunung Jati untuk dapat membedakan mana putri yang sedang hamil, dan hanya buatan untuk mengelabui, saat itu Sunan Gunung Jati menunjuk wanita yang hanya pura-pura hamil, dan kaisar pun tertawa terbahak mengatakan bahwa semua pengobatan yang dia lakukan hanyalah tipuan semata, nama di usirlah Sunan dari cina di pulangkan dengan kapal yang menuju ke jawa. Namun sesaat setelah itu, ternyata putri yang di tunjuk oleh Sunan benar-benar hamil padahal dia belum menkah dan dia juga adalah seorang wanita baik-baik. Kaisarpun menyesal dengan apa yang dilakukannya dan bergegas untuk meminta maaf kepada Sunan dan meminta Sunan untuk menikahi putri nya yang hamil itu. Saat kaisar beserta rombongannya tiba di pulau Sumatera, orang-orang disana rupanya sudah menunggu Kaisar untuk menjadi Adipati Sumatera setelah Brawijaya, hal itu sudah di wasiatlan oleh Sunan Gunung Jati kepada masyarakat. Singkat cerita akhirnya Kaisar menjadi Adipati Sumatera, dan konon nama Palembang diambil dari nama Kaisar Pai Li Bang. Dan anak kaisar yang hamil menyusul Sunan Gunung Jati, dan menikah. Di kapal yang dinaiki oleh putri kaisar tersebut banyak membawa hiasan dari cina yang memudian di gunakan untuk menghias masjid Cirebon.
Dan Nama Fatahillah adalah nama dari Panglima Perang, banyak yang mengira Fatahillah adalah Sunan Gunung Jati, padahal mereka adalah orang yang berbeda.

Cerita belum usai, namun sepertinya tulisan ini sudah sangat panjang dan mata sudah sangat sepet ingin tidur, nantikan kelanjutan kisahnya ya di part 2.. mohon maaf jika ada yang salah, saya hanya bermodalkan resuman dan ingatan. Semoga bermanfaat J

No comments:

Post a Comment